Ada kecenderungan dikalangan kekristenan yang menganggap bahwa ibadah hari minggu hanyalah sekedar formalitas. Artinya beribadah hari minggu dilakukan bila tidak ada “acara” atau kesibukan lain. Ibadah bersama jemaat lainnya di gereja menjadi second priority (prioritas kedua). Kecenderungan ini tidak hanya mengakibatkan hadirnya kristen-kristen yang tidak tau mensyukuri kasih dan penyertaan Tuhan, tetapi juga akan menciptakan Kristen-kristen yang tidak tahu menghormati karya dan kebesaran Allah dalam hidupnya. Sikap ini sungguh bertentangan dengan pengajaran dan sikap yang diperlihatkan langsung langsung oleh Yesus. mari kita lihat bagaimana Yesus memprioritaskan ibadah kepada Allah bapaNya dalam hidupNya. sikap ini menunjukkan selain Dia sangat menghormati Bapa, Dia juga menghormati ibadah persekutuan umat di rumah Tuhan dan menjadikan ibadah itu menjadi bagian dalam hidupNya. Dari Galilea Yesus kembali ke Nazaret, dan Lukas mempertegas dengan mengatakan bahwa inilah tempat Yesus dibesarkan. Mengapa Ia kesana? Kepada orang-orang yang mengenalnya sejak kecil hingga dewasa, Ia menegaskan siapa dirinya dan apa missi pelayananNya. Yesus adalah mesias yang diurapi Allah dan diutus untuk menyampaikan penyelamatan. Dengan tegas ia memproklamirkan diri dengan mengatakan bahwa Roh Tuhan ada padaKu, oleh sebab Ia mengurapi Aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin, Ia telah mengutus Aku.
Tugas menyampaikan kabar baik terdiri atas empat kegiatan (18-19), yang sekaligus menjelaskan siapa yang dimaksud dengan orang miskin yakni, mereka yang tertawan, buta, dan tertindas”. Dalam masyarakat zaman itu yang termasuk didalamnya adalah orang-orang tersisih, terkucil, tanpa status dan tanpa kuasa. Yesus memberitakan pembebasan kepada yang tertawan dan tertindas.k Dalam hal ini ungkapan ini selain arti rohani (pengampunan dosa) juga bermakna social. Ia menghadirkan tahun rahmat Tuhan yaitu tahun pembebasan bagi kaum miskin yang tertindas yang disebabkan oleh hutang-hutang mereka. Kepada yang buta, Yesus membawa penyembuhan, baik dari kebutaan secara fisik maupun kebutaan secara rohani. Mereka yang buta rohani akan melihat “terang keselamatan yang dari Tuhan” didalam diri Yesus. Hidup dan tindakan Yesus adalah kepedulian dan campur tangan Allah menyelesaikan masalah-masalah manusia dan menganugerahkan pembebasan dan penyelamatan bukan hanya didalam dunia tetapi keselamatan yang bersifat kekal dan menyeluruh.
Sebagai orang Kristen kita telah menerima kabar baik dari Allah yaitu keselamatan yang Dia berikan melalui anakNya Tuhan Yesus Kristus. Persoalannya sekarang, sudahkah kita percaya tentang itu? Dan bagaimana respon kita sebagai orang-orang yang diutus Allah hidup didunia ini untuk menyampaikan injil? Sebab kabar baik yang sudah kita terima seharusnya mampu untuk kita kembali bersaksi tentang injil dan kabar baik yang diutus Allah. Hidup di dunia ini untuk menyampaikan injil? Sebagai orang yang sudah kaya iman, kita harus menolong mereka yang masih hidup miskin dalam iman, membebaskan saudara kita yang tertindas dan terpenjara oleh persoalan-persoalan dan masalah-masalah hidup.
Lakukanlah itu selama kesempatan masih diberikan kepada kita agar kemuliaan Allah bisa dirasakan oleh semua manusia didunia in terlebih yang hidup disekitar kita. Tuhan memberkati kita. 🙂
amin